Halaman

Kamis, 01 Maret 2012

KERAJAAN KEDIRI

Daftar nama raja raja kediri
a) Rakai Sirikan Sri Bameswara
Raja Bameswara pertama adalah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara
Sakalabhuwana Sarwwaniwaryya Wiryya Parakrama Digjayattunggadewa. Hal
itu disebutkan pada Prasasti Pandlegan I yang berangka tahun 1038 Saka (1116
Masehi).
Raja Sirikan masih mengeluarkan prasasti lain, yaitu
1) Prasasti Panumbangan berangka tahun 1042 Saka (1120 M)
2) Prasasti Geneng berangka tahun 1050 Saka (1128 M)
3) Prasasti Candi Tuban berangka tahun 1052 Saka (1130 M)
4) Prasasti Tangkilan berangka tahun 1052 Saka (1130 M).
Prasasti lainnya adalah Prasasti Karang Reja berangka tahun 1056 Saka
(1136 Masehi), tetapi tidak jelas siapa yang mengeluarkannya. Apakah
dikeluarkan oleh Bameswara atau Jayabaya?
Lencana kerajaan yang digunakan adalah tengkorak bertaring di atas bulan
sabit yang disebut Candrakapala. Bameswara diperkirakan memerintah hingga
tahun 1134 M.
b) Raja Jayabaya
Pengganti Raja Bameswara adalah Jayabaya yang bergelar Sri Maharaja
Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama
Jayabhayalancana. Ia memerintah pada tahun 1057 Saka (1135 M).
Salah satu prasastinya yang menarik adalah Prasasti Talan berangka tahun
1508 Saka (1136 M) yang berisi pemindahan Prasasti Ripta (tahun 961 Saka)
menjadi Prasasti Dinggopala oleh Raja Jayabaya. Dalam prasasti itu, ia disebutkan
sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
Lencana kerajaan yang dipakai adalah Narasingha, tetapi pada Prasasti Talan
disebutkan pemakaian lencana Garuda Mukha. Pada Prasasti Hantang (1057
Saka) atau 1135 M dituliskan kata pangjalu jayati, artinya panjalu menang
berperang atas Jenggala dan sekaligus untuk menunjukkan bahwa Jayabaya
adalah pewaris takhta kerajaan yang sah dari Airlangga.
c) Raja Sarweswara
Pengganti Raja Jayabaya ialah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara
Janardhanawatara Wijayagrajasama Singhanadaniwaryyawiryya Parakrama
Digjayattunggadewanama. Sarweswara memerintah tahun 1159 hingga 1169.
Lencana kerajaan yang digunakan adalah Ganesha.
d) Sri Aryyeswara
Raja Sarweswara kemudian digantikan oleh Sri Maharaja Rakai Hino Sri
Aryyeswara Madhusudanawatararijamukha. Masa pemerintahan Raja Sri
Aryyeswara hanya sampai tahun 1181 dan digantikan oleh Sri Maharaja Sri
Kroncarryadipa Handabhuwanapalaka Parakramanindita Digjayattunggaduwanama
Sri Gandra.
e) Sri Gandra
Pada masa pemerintahan Sri Gandra dikenal jabatan senapati sarwajala
(laksamana laut). Dengan jabatan itu, diduga Kediri mempunyai armada laut yang
kuat. Di samping itu, juga dikenal pejabat yang menggunakan nama-nama
binatang, misalnya Kebo Salawah, Lembu Agra, Gajah Kuning, dan Macan Putih.
f) Kameswara
Kameswara memerintah Kerajaan Kediri tahun 1182–1185. Kameswara
bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Tri Wikramawatara Aniwaryyawiryya Parakrama
Digjayattunggadewanama. Pada masa pemerintahan Kameswara, seni sastra
berkembang pesat.
g) Kertajaya
Setelah Kameswara mangkat, raja yang memerintah Kediri adalah Kertajaya
atau Srengga. Gelar Kertajaya ialah Sri Maharaja Sarweswara Triwikramataranindita
Srenggalancana Digjayattunggadewanama. Kertajaya adalah raja terakhir
yang memerintah Kediri. Kertajaya memerintah Kediri tahun 1185–1222.
Pada masa pemerintahannya, Kertajaya sering berselisih pendapat dengan
para brahmana. Para brahmana kemudian minta perlindungan kepada Ken
Arok. Kesempatan emas itu digunakan Ken Arok untuk memberontak raja.
lalu pada saat itu Kertajaya meminta para brahmana untuk kembali tetapi mereka menolak dan terjadilah pertempuran antara Ken Arok dan Kertajaya pertempuran ini terjadi di desa ganter sehingga disebut Peristiwa Ganter  
a) Kitab Wertasancaya, yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair yang
baik. Kitab itu ditulis oleh Empu Tan Akung.
b) Kitab Smaradhahana, berupa kakawin yang digubah oleh Empu Dharmaja.
Kitab itu berisi pujian kepada raja sebagai seorang titisan Dewa Kama.
Kitab itu juga menyebutkan bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah
Dahana.
c) Kitab Lubdaka, ditulis oleh Empu Tan Akung. Kitab itu berisi kisah Lubdaka
sebagai seorang pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena
pemujaannya yang istimewa terhadap dewa syiwa, ia ditolong dewa dan rohnya diangkat ke surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar